Wednesday, October 29, 2008
COMENT MENARIK DARI PAHLAWAN BERTOPENG
Cukup sekian dari saya bila ada kata-kata yang tidak berkenan dihati saya minta maaf dan jangan lupa pesan saya:
"HIDUP MELAWAN ATAU MATI TERTINDAS"
Thursday, July 24, 2008
SUDRAJAT sang DIREKTUR

Tokoh yang satu ini juga merupakan founding father dari newmedia. Dia merupakan salah satu sosok penting di dunia newmedia, karena selain sebagai founding father, saat ini beliau juga merupakan direktur akademik NMICC. Sebagi lulusan UBL (Universitas Budi Luhur), kualitasnya tidak diragukan lagi. Pemuda yang murah senyum (namun terlihat songong ini) sudah memiliki pengalaman mengatur jaringan computer (LAN) di puluhan perusahaan yang ada di Bali termasuk pengaturan jaringan pada sebuah warnet. Setidaknya itulah pengakuan beliau (baca profil kadek sudrajat di www.newmedia-bali.com)
Seperti saudaranya, Nyoman Sutedja, Sudrajat atau yang akrab dengan sapaan “Pak Kodok”, memiliki visi dan misi yang mulia dalam membangun newmedia, yakni “untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, urusan profit bukan utama”. Itulah pengakuan pria beranak dua ini dalam salah satu kesempatan.
Sebelum berkiprah di dunia newmedia, Kadek Sudrajat sudah malang melintang di dunia per-komputer-an. Beliau melakukan bisnis jual beli computer dengan label Millenium Komputer, bisnis warnet dengan label Millenium Internet dan sempat juga beliau membuka usaha rental PS1. Begitulah sekilas perjalanan karier dari sang Direktur. Dalam waktu yang demikian singkat, beliau berhasil meraih posisi yang prestisius di newmedia yakni sebagai Direktur Akademik. Sungguh lonjakan karier yang luar biasa!! Dari sepeda motor menjadi karimun kemudian Honda Jazz dan yang terakhir Nissan Grand Livina ditungganginya. Beliau juga sudah berhasil membangun istananya yang konon dibangun dengan biaya lebih dari 700 juta rupiah!!! Wah.. wah… wah…..!!
Posisinya sebagai direktur akademik memang dirasa pas oleh pemilik newmedia yakni kakak kandung Sudrajat sendiri. Pemilik newmedia berpikir bahwa dengan latar belakang sebagai alumnus UBL, Sudrajat sudah pas menjadi seorang direktur.
Menurut kami, sesuai atau tidaknya seseorang untuk memangku suatu posisi dalam sebuah perusahaan, dapat kita nilai dari bagaimana orang tersebut menjalani posisi yang dipercayakan tersebut. Dalam kasus Kadek Sudrajat, S.kom, kami menilai bahwa beliau belum bisa dikatakan sukses menjalankan tugasnya sebagai direktur akademik.
Memang dibawah pemirintahannya, newmedia sepertinya berkembang pesat, setidaknya itu terlihat dari kekayaan yang dimiliki oleh newmedia dan Grand livina serta istana yang dimiliki oleh sang direktur. Namun kami memandang kesuksesan secara financial tersebut sangat ditentukan oleh posisi sang kakak sebagai pemilik newmedia. Kegagalan utama dari sang direktur adalah dari segi prilaku dan kemampuan berpikir serta prilaku social kemasyarakatan.
Mobilitas keluar masuknya karyawan di newmedia dapat dijadikan parameter yang pas bagaimana karakter dari pemuda kelahiran desa Sekumpul ini sebenarnya. Sering kami amati bagaimana prilaku beliau dalam menangani suatu masalah. Beliau sering terlihat marah-marah didepan umum, mempermalukan karyawan dan mahasiswa didepan umum, menggunakan kekuasaannya dalam menyelesaikan suatu masalah, merupakan prilaku yang kami nilai sangat negative dari seorang direktur. Sifat paling menarik dari sosok “pak Kodok” adalah sikap sok tahunya. Ajaklah beliau berdiskusi barang 30 menit maka anda akan mengetahuinya. Padahal kalau kami nilai, pengetahuan Sudrajat hanya sebatas pada bidang ilmu yang ditekuninya, dan itupun sepertinya nggak seberapa. Sebagai bukti.. kami berhasil meng-hack YM resmi dari newmedia, namun beliau tidak berhasil berbuat apa-apa. Beliau tidak tahu mengenai DG, Animasi, Arsitektur, Akuntansi, Cinema. Yang beliau tahu mengenai kelima bidang itu adalah jurusan-jurusan yang ditawarkan di newmedia, dan beliau berkewajiban menarik upeti dari mahasiswa kelima jurusan tersebut.
Pengetahuan dan pemahaman Kadek Sudrajat dalam dunia pendidikan sama parahnya dengan sang kakak. Kebijakan-kebijakan yang melanggar etika dunia pendidikan dan kebohongan-kebohongan mengenai sertifikasi merupakan hasil racikan dan kebijakan dari sang pemilik warung Student Corner (SC) ini. Dalam hal in, beliau sama sekali tidak mengerti mana yang layak dan mana yang tidak layak dilakukan. Beliau tidak mengetahui atau mungkin tidak mau tahu akibat yang akan ditimbulkan oleh kebijakan tersebut. Selama profit masuk, segala cara dihalalkan walaupun itu sampai mengorbankan kepentingan mahasiswa dan karyawan newmedia nantinya
Kelemahan dan kekeliruan besar yang dilakukan oleh Sudrajat yang sangat tidak patut ditiru adalah mengenai skandal dengan karyawan. Sebagai sosok yang sangat mejunjung tinggi ‘disiplin Sutedja” beliau sudah sangat berhasil secara financial. Uang dan kekuasaan sudah diraih maka yang kurang adalah masalah wanita…. Hal ini sudah menjadi rahasia umum di lingkungan newmedia bahwa beliau memiliki affair dengan beberapa karyawan wanita di newmedia. Bahkan affair ini dilakukan pada saat sang istri sedang hamil tua. Sungguh bukan prilaku seorang direktur. Langsung ataupun tidak langsung, hal ini akan sangat merugikan karyawan dan mahasiswa newmedia, karena proses ‘selingkuh’ akan memerlukan biaya tidak sedikit. Dan… dimana beliau akan mencari dana?? Tentunya dari mahasiswa dan karyawan newmedia melalui kebijakan internet yang mesti bayar, penyebaran baju kaos yang mesti bayar, penyebaran pin yang mesti dibayar, denda Rp 5000/menit bagi karyawan yang terlambat, denda Rp 100.000 bagi karyawan yang tidak hadir senam, penggantian ini dan itu yang mesti dibayar oleh karyawan dan mahasiswa yang belum tentu melakukan kesalahan tersebut dan masih banyak lagi kebijakan lain yang dilakukan oleh sang direktur demi berjalannya affair tersebut. Jadi, siapakah yang membiayai affair sang direktur??? Jawabannya adalah kita semua!! Inilah kebijakan dari sang direktur yang kami nilai paling ‘jenius’. Kebijakan sang direktur demi mendapatkan profit yang paling merugikan mahasiswa adalah dikeluarkannya instruktur-instruktur yang berkualitas karena newmedia tidak mau mengeluarkan cost yang lebih demi kepentingan mahasiswa. Dimana cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dan profit yang sedikit itu???
Kadek Sudrajat, S.Kom merupakan sosok paling ahli dalam mengatur strategi kebohongan tanpa memikirkan kepentingan mahasiswa dan karyawannya. Mari kita tunggu kebohongan berikut yang akan dilakukan oleh sang direktur, setelah kebohongan soal adobe certified yang katanya masih dalam proses…. Proses apa ya…???
Wednesday, July 23, 2008
NYOMAN SUTEJA sang Founding Father

Nyoman Suteja, Ak merupakan pendiri dan pemilik modal dari perusahaan New Media yang bergerak dalam bidang bisnis pendidikan komputer. "kami ingin mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia, sesuai dengan cita-cita bangsa ini. Walaupun ada profit yang kami inginkan, itu hanya sedikit saja karena cita-cita kami sebenarnya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa". begitu beliau pernah berbicara dalam satu kesempatan. maka dengan 'cita-cita yang luhur tersebut' dibangunlah kampus New Media.
Sebagai alumnus STAN, kemampuan dan kredibilitas beliau di bidang manajemen bisnis tidak diragukan lagi! Hal ini dibuktikan dengan berhasilnya beliau memegang beberapa perusahaan, salah satunya yang sangat terkenal adalah posisi yang sangat penting yang dipercayakan kepada beliau di Waterbom park-kuta. Beliau juga sempat dipercayakan untuk mengelola SOBEK, Bali bird Park dan beberapa perusahaan swasta lainnya.
Sungguh prestasi yang sangat membanggakan di bidang bisnis bagi pria kelahiran desa Sekumpul di Singaraja ini. Lahir dari latar belakang "Petani yang sukses" tidak menjadikan beliau manja untuk menghabiskan uang dari orang tuanya. tapi beliau tetap mengejar pendidikan. "Pendidikan merupakan modal paling utama dalam meraih kesuksesan", begitu beliau pernah berkata di satu kesempatan
Namun... menurut kami, beliau juga melakukan kesalahan. beberapa kesalah dan kekeliruan yang berkaitan dengan New Media yang beliau lakukan menurut kami adalah sebagai berikut
1. Sebagai orang yang "sukses" secara finansial, menjadikan beliau sebagai sosok yang idelisme dan cenderung arogan. kearoganan dari Nyoman suteja memang tidak dirasakan oleh para mahasiswa secara langsung. namun yang paling merasakan hal tersebut adalah para staff dan instruktur dari New Media. "Kita jadi manusia harus senantiasa disiplin", begitu beliau sering bicara ke orang-orang. Disiplin gaya "Nyoman Suteja" yang sekarang diterapkan di New Media. contohnya bagi mahasiswa yang terlambat masuk, tidak diperkenankan masuk kelas dengan alasan apapun! Denda Rp.100.000 bagi karyawan yang tidak ikut senam, denda Rp 5000/menit bagi karyawan yang terlambat, mahasiswa yang tidak memakai jas dengan alasan apapun tidak diperkenankan masuk kelas... dll.... dll... dlll! segala sesuatu aturan yang sepihak banyak diterapkan oleh beliau demi tercapainya disiplin gaya beliau, karena menurut beliau disiplin "gaya suteja" akan membimbing kita ke jalan yang sukses. itulah idelaisme dan arogansi dari sosok Nyoman Suteja
2. Sebagai pemilik dari new media, beliau mewisuda para lulusan dari New Media. kalau kita kritis dan teliti mengenai dunia pendidikan, apa kapasitas beliau untuk mewisuda mahasiswanya?? apakah beliau seorang Guru Besar atau Profesor sebeprti di Perguruan tinggi lainnya?? apakah beliau mendapatkan ijin dari dikti untuk mewisuda mahasiswanya? apakah ijasah tersebut yang ditandatangai beliau sah bagi dirjen dikti?? menurut kami jawabannya tidak! Beliau bukan pendidik resmi, bahkan beliau tidak memegang akta 4 sebagaimana yang diwajibkan bagi semua pengajar di dunia pendidikan. Lalu apa yang melatbelakangi beliau melakukan hal itu?? Karena Bisnis and profit!! Beliau berpikir karena beliau pemiliki dari New Media, beliau berhak melakukan hal tersebut. Kami selalu membayangkan bagaimana beliau ditertawakan oleh orang-orang yang bergerak didunia pendidikan karena melakukan hal tersebut. Nyoman Suteja bukanlah sosok seorang pendidik melainkan seorang bisnisman yang sukses. Beliau tidak tahu sama sekali mengenai dunia pendidikan. Bahkan beliau mungkin tidak tahu bagaimana menyusun Silabus... atau mungkin belum pernah mendengar kata Silabus.
3. Sebagi bisnisman, beliau menaikkan ongkos pendidikan di New Media, sehingga New Media mendapatkan image kampus komputer termahal yang ada di Bali. Hal ini sah-sah saja menurut kami karena beliau merupakan pemilik dari New Media, dan beliau berhak melakukan apapun terhadap perusahaannya tersebut, demi memenuhi pundi-pundi uang New Media. Bahkan beliau menarik upeti dari para karyawannya melalui kebijakan denda Rp 5000/menit dan Rp 100.000/senam.
Tapi.. peningkatan dan pelayanan apa yang diberikan oleh beliau?? TIDAK ADA!! New Media masih tetap seperti dulu, sertifikat palsu, modul yang terjemahan "splash screen menjadi layar cemplungan, bahkan dari kualitas instruktur sangat berkurang karena dikeluarkannya instruktur-instruktur berkualitas demi mengurangi cost yang mesti dikeluarkan oleh beliau.
pundi-pundi New media pun banyak diisi oleh staff yang tidak sengaja melakukan kesalah cetak yang mana staff harus mengganti kesalahan tersebut. Barang-barang yang hilang di satu divisi harus diganti oleh staff, padahal staff sama sekali tidak mengetahui hal tersebut.
Begitulah sekilas mengenai pria berkumis ini. Beliau merupakn seorang bisnisman! beliau akan melakukan apapun demi mendapatkan profit.
PROFIL TOKOH NM YANG MASIH DIPERTANYAKAN
Kami ingin menegaskan kembali bahwa pembuatan Blog ini bukan bertujuan untuk memprovokasi ataupun menjelek-jelekan pihak manapun khususnya New Media. Kami hanya perduli terhadap masa depan dari generasi muda sekarang. Seperti ungkapan di TVone "Kami menyajikan Fakta, Anda yang memutuskan"
Untuk posting-posting kedepan kami akan mengulas profil, latar belakang dan hal-hal yang masih dipertanyakan mengenai tokoh-tokoh "founding father" dari New Media, Instruktur-instruktur dan staff-staff yang mempengaruhi keberadaan New Media.
Dalam posting tersebut, kami akan mengulas seobyektif mungkin berdasarkan fakta, dan akan kami sajikan secara gamblang tanpa dikurangi ataupun ditambahi.
salam sejahtera
Monday, March 10, 2008
THE TRUTH ABOUT ADOBE TRAINING PARTNER Versi Andi S. Boediman
Blog ini sama sekali tidak bertujuan untuk memprovokasi, melakukan tindakan adu domba dan memecah belah apalagi menyudutkan pihak-pihak tertentu. Semua yang kami tuang dalam blog ini merupakan hasil kontemplasi, investigasi, pengamatan dan observasi secara matang, cermat dan bertanggung jawab. Kami tidak pernah “berani” membawa-bawa nama besar adobe, macromedia, bahkan orang-orang yang kami jadikan referensi dalam posting-posting kami, jika semua yang kami informasikan hanyalah fiktif dan isapan jempol belaka.
Mengenai keabsahan certifikat yang dipegang oleh seorang instruktur newmedia yang mengaku Macromedia Certified Instruktur (MCI) DIPASTIKAN :
Bukan berasal dari pihak Adobe / Macromedia. Silahkan klik link berikut : http://partners.adobe.com/public/partnerfinder/tp/show_find.do . karena pihak Adobe / Macromedia mengeluarkan sertifikat berlicence Adobe / Macromedia hanya untuk SATU jenis produk dari Adobe / Macromedia bukan untuk keseluruhan, maka silahkan menconteng salah satu produk dan pilih region Indonesia. Blogger akan terhubung http://partners.adobe.com/public/partnerfinder/tp/proxfind.do;jsessionid=B8F094EC6659C8FD2B80FD3F48F159CB. Disana dinyatakan bahwa Adobe Training partner yang ada di Indonesia SAAT INI hanya satu, yakni iBox. para blogger bisa mengikuti profil lengkap dari iBOX itu sendiri di link http://id.mac.wikia.com/wiki/IBox.
Mari kita simak kutipan di bawah ini yang berasal dari Bapak Andi S. Boediman yang dikirimkan kepada kami. Beliau merupakan Adobe Certified Expert yang Pertama di Indonesia:
Bagaimana Bapak Toto Parwono dan Pak Ibeng bisa mendapat sertifikat macromedia?
Andi S. Boediman:
“Toto Parwono dan Ibeng dulu adalah pengajar di Digital Studio dan saat itu, mereka memang diberikan status menjadi Macromedia Instructor ketika Digital Studio membeli software dan otorisasi Macromedia Partner di tahun 2002. Saat itu, DS adalah partner satu2nya di Indonesia”
Jadi pada saat itu adalah tahun 2002, Digital Studio merupakan otorisasi macromedia partner yang memakai software (original ) dan membeli otorisasi partner langsung dari Macromedia. Bonusnya, kepada kedua orang tersebut diberikanlah STATUS macromedia instruktur (Indonesia: Pengajar macromedia,) untuk mengajar program macromedia di Digital Studio. Artinya sertifikat tersebut berlaku ketika menjadi pengajar di Digital Studio karena licence tersebut tidak resmi dikeluarkan oleh Adobe / Macromedia.
Apakah DS sendiri hingga saat ini masih menjadi Macromedia partner?
Andi S. Boediman:
“DS sendiri sudah tidak lagi menjadi Macromedia Partner sejak 2004 meskipun kita masih membeli software mereka”.
Newmedia berdiri pada kisaran tahun 2003, Apabila salah satu instruktur newmedia (saat itu maupun sekarang) yang kebetulan mengajar macromedia juga, apakah newmedia BISA memberikan STATUS macromedia instruktur saat software yang digunakan seluruhnya bajakan, dan TIDAK MEMILIKI otorisasi dari macromedia? Apakah bapak TOTO Parwono serta merta punya HAK INTELEKTUAL untuk mengeluarkan sertifikat resmi macromedia kepada lulusan newmedia hanya gara-gara diberikan status pengajar Digital Studio (baca: status pengajar DS karena implikasi pembelian software dan otorisasi Macromedia) di tahun 2002?
Bagaimana saat sekarang di tahun 2008, apakah status di DS bisa di update mengingat DS sudah tidak lagi menjadi Macromedia Partner sejak tahun 2004?
Andi S. Boediman:
“Saya sendiri tidak mengikuti apakah status Certified Trainer itu melekat terus ataukah perlu diupdate terus menerus”.
Digital Studio sudah tidak lagi menjadi partner macromedia sejak tahun 2004. Apakah status trainer atau pengajar DS itu masih berlaku??? Masih sah?
Kemana Bapak TOTO Parwono harus mengupdate? Ke Digital Studio kah? Di saat kini sudah tidak menjadi partner?
Bagaimana dengan status Adobe Certified Expert yang dimiliki oleh Bapak Andi S. Boediman?
Andi S. Boediman:
“Status Adobe Certified Expert yang dulu saya miliki adalah bergantung pada versi software dan biasanya setiap 2 tahun harus diupdate”.
Status ACE ini diperoleh bukan merupakan pemberian status karena pembelian software ataupun otorisasi partner, ACE ini sebagaimana dijelaskan pada posting terdahulu harus melalui uji kompetensi. ACE ini juga tidak untuk semua produk Adobe, melainkan produk tertentu dan versi tertentu. Misalnya ACE untuk Adobe Photoshop versi 7.0.
Karena perkembangan teknologi Adobe maka harus diupdate terus setiap 2 tahun sekali.
Tentang Toto Parwono, newmedia lah yang harus berani terbuka dan berani jujur atas kebohongan selama ini dengan sertifikat macromedia yang tidak jelas asal usulnya.
Bagaimana hubungan Bapak Andi S. Boediman dengan newmedia?
Andi S. Boediman:
“Saya tidak punya afiliasi dengan New Media, tetapi kebetulan nama saya direferensikan di beberapa posting (posting di www.wehatenewmedia.blogspot.com, Red). Saya respek kepada beberapa rekan yang mengajar di New Media, di antaranya adalah mas Ayip dan mas Ade”.
Pendapat Bapak Andi S. Boediman tentang konflik internal yang kini sedang berlangsung?
Andi S. Boediman:
“Semoga semua konflik bisa dihadapi dengan kepala dingin”.
Terima Kasih Pak Andi S. Boediman
Andi S. Boediman:
“Semoga sukses ya”.
Andi S. BoedimanDigital Studio
andisboediman.blogspot.com
Pernyataan-pernyataan Bapak Andi S. Boediman tersebut di atas tidak lebih dan tidak kami kurangi, demikianlah apa adanya beliau menyampaikan apa yang beliau ingin sampaikan sehubungan dengan berbagai fakta yang ada.kami akan terus mencari kebenaran-kebenaran yang patut diketahui oleh kita semua. kami yakin bahwa masih banyak kebohongan-kebohongan dan penipuan-penipuan lain yang berkedok sertifikat dan afiliasi dan yang lainnya yang sudah dilakukan oleh pihak New Media demi keuntungan pribadi semata... dan kami akan terus mencari kebenaran-kebenaran tersebut dan melakukan publikasi dengan segenap tenaga yang kami miliki. kami hanya tidak ingin kita semua dibodohi, ditipu karena percaya ataupun tidak, kami sangat perduli dengan kemajuan intelektual bangsa Indonesia.
Monday, March 3, 2008
Validitas Macromedia-nya newmedia Part 2
Kasus penipuan tentang status sertifikasi macromedia yang dikeluarkan oleh new media menjadi polemik. Polemik ini semestinya bisa di hindari jika pihak new media mau mengambil sikap berani jujur dan terbuka, mengakui segala kesalahan termasuk “pengaku-akuan” tentang keabsahan new media mengeluarkan sertifikat macromedia untuk para lulusannya. Apalagi pengaku-akuan tentang macromedia certified instructornya.
Sebuah training provider yang secara khusus menangani training Macromedia (dulu) dengan Adobe bernama MultiMedia Enterprise telah membatasi, siapa saja yang berhak menyandang Macromedia Certified Instructor (MCI) sekarang Adobe Certified Instructor (ACI). Silahkan klik link http://www.media-enterprise.com/instructors/instructors.htm
Kedelapan MCI yang semuanya orang asing itu memang memiliki specialisasi tertentu pada penguasaan software macromedia dan adobe. Dedikasi dan background pendidikan multimedia mereka menjelaskan betapa mereka layak mendapat sertifikat MCI. Sungguhpun seorang MCI bukan mereka yang mengeluarkan sertifikat dengan mudah, karena semuanya harus melalui satu pintu, yakni vendor resmi (Macromedia/Adobe).
Kalau mereka adalah MCI yang asli, lantas siapa orang yang berani mempublikasikan diri sebagai MCI di newmedia? bahkan mengaku memiliki hak ijin mengeluarkan sertifikat macromedia?
Sertifikasi dapat dilakukan dengan mengikuti training di Multimedia Enterprise, sebuah Macromedia and Adobe Certified Training Provider di Austin, Texas. Training dan konsultasi terdiri dari Flash, Dreamweaver, ColdFusion, Director, Authorware, Fireworks, and Adobe Photoshop dan atau ujian kompetensi yang diselenggarakan. (http://graphicssoft.about.com/cs/adobe/a/becomingace.htm)
Mungkin blogger sudah familiar dengan nama Andi S, Boediman, seorang Adobe Certified Expert di Indonesia, silahkan lihat blog nya http://andisboediman.blogspot.com/ atau temui karyanya di Gramedia yang berjudul Photoshop Master Class, bagaimana karyanya, jam terbang serta sumbangsihnya di dunia grafis. Ia bahkan tidak memiliki kapasitas untuk mengeluarkan sertifikat Adobe Photoshop, bidang sertifikasinya. Lihatlah, dia HANYA seorang ACE (Adobe certified Expert) lho, bukan MCI. Sekarang coba bandingkan seorang yang mengaku MCI yang menjadi instruktur di newmedia…yang mengeluarkan sertifikat macromedia untuk lulusan newmedia, lihat apa karyanya, kontribusi apa yang dia berikan untuk dunia grafis? Padahal MCI memiliki level yang lebih tinggi dari sekedar ACE. Apa kata dunia ?? (Nagabonar©)
Dunia grafis konon berorientasi pada hasil akhir, pada cita rasa seni, daya kreatifitas, bukan lebel apalagi gelar. Tapi bagaimana jika sudah memakai lebel, embel-embel MCI (yang ternyata palsu) tetapi tidak juga menghasilkan apa-apa?
Tanpa bermaksud lancang, beribu penyesalan…kalau ternyata siswa newmedia selama ini berada dibawah didikan MCI gadungan.Sebagai bahan renungan , para blogger bisa menyimak link dibawah ini...
http://sepizone.wordpress.com/2007/09/16/sertifikasi-database/
berikut kutipannya
........"Beberapa vendor yang mengeluarkan sertifikasi di bidang ini adalah Adobe, Macromedia, Autodesk, dan Maya. Menurut Andi Surya Budiman (Direktur, Digital Studio), peminat training computer graphics dan multimedia, khususnya di Idonesia, semakin banyak tetapi masih jarang yang mengambil jalur sertifikasi. Umumnya peserta sudah merasa cukup bekal dengan mengantongi certificate of attendance atau sertifikat yang didapat dengan mengikuti training dengan kurikulum dari vendor aplikasi tersebut.
Sertifikasi yang dimiliki Adobe dinamakan ACE (Adobe Certified Expert). ACE ditujukan untuk para Graphics Designer, Web Designer, Developer, dan profesional bisnis yang ingin menunjukkan kemampuan mereka dalam memahami produk Adobe.
Seseorang yang memperoleh sertifikasi ACE artinya mampu mendemonstrasikan keahliannya menggunakan satu atau lebih produk dari Adobe. Sertifikasi Adobe yang banyak digunakan industri adalah di bidang desktop publishing yang meliputi aplikasi Photoshop, Illustrator, dan InDesign; serta di bidang digital video meliputi aplikasi Premiere dan After Effect.
Adobe membagi jalur sertifikasi menjadi dua, yaitu sertifikasi untuk satu produk dan spesialis. Untuk satu produk misalnya ACE Adobe InDesign CS, artinya peserta telah lulus ujian Adobe InDesign CS.
Sedangkan untuk sertifikasi spesialis, terdapat beberapa pilihan yaitu ACE Print Specialist, Web Specialist, dan Video Specialist. Untuk bisa memperoleh gelar atau sertifikasi ACE Print Specialist peserta harus mampu melewati beberapa ujian meliputi Adobe InDesign, Adobe Acrobat, dan Adobe Illustrator atau Adobe Photoshop. Untuk ACE Web Specialist, peserta harus lulus ujian Adobe Photoshop, Adobe GoLive, dan Adobe Illustrator atau Adobe Acrobat. Sementara untuk menjadi ACE, Video Specialist, peserta harus lulus ujian Adobe Photoshop, Adobe Premiere, dan Adobe Affter Effects.
Jika kandidat mampu menguasai, dan lulus semua produk suite Adobe (Adobe Acrobat, Adobe GoLive, Adobe Illustrator, Adobe InDesign, dan Adobe Photoshop), ia akan memperoleh gelar tertinggi, yaitu ACE Creative Suite Master.
Seperti Adobe, Macromedia memiliki sertifikasi yang menunjukkan kemampuan seseorang telah menguasai satu atau lebih produk dari Macromedia. Beberapa sertifikasi yang dimiliki Macromedia adalah Certified Macromedia Flash MX Developer, Certified Macromedia Flash MX Designer, Certified ColdFusion MX Developer, dan Certified Dreamweaver MX Developer. Untuk memperoleh gelar tersebut Anda bisa mengikui ujian di salah satu testing center VUE (Virtual University Enterprise).".........
apa yang bisa kita ambil dari kutipan diatas??
- Sertifikasi yang diberikan oleh vendor, bukan serta merta berlaku untuk semua produk dari vendor tersebut. ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh para kandidat
- sertifikat hanya bisa dikeluarkan oleh vendor resmi, bukan oleh orang-perorangan
- seorang pemegang sertifikat sebuah vendor (dalam hal ini macromedia dan atau adobe) tidak bisa mengeluarkan sertifikat sejenis, apalagi validitas darimana mereka mendapatkan sertifikat itu masih dipertanyakan. mereka yang secara resmi mendapatkan sertifikat dari pihak vendorpun TIDAK BISA mengeluarkan sertifikat sejenis
Friday, February 29, 2008
PROGRAM AFILIASI newmedia MENGOYAK INTELEKTUALITAS SISWA
...............................
................................
kedengarannya menarik ya..............!!??
newmedia SEAKAN-AKAN mendukung program pemerintah. Pemerintah Indonesia telah memberi peluang yang seluas-luasnya kepada masyarakatnya untuk memilih pendidikan, mulai dari pendidikan formal, non formal dan informal, lihat Peraturan Pemerintah (http://www.depdiknas.go.id/produk_hukum/permen/permen_49_2007.pdf) tentang sistem pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan di Indonesia secara keseluruhan bernaung dibawah Depdiknas dan DIKTI. Ini membolehkan dan memudahkan proses alih jenjang sebagaimana amanat UU Sisdiknas 20/2003 Pasal 12 ayat (1) butir (e). Sistem ini memungkinkan peserta didik pindah dari jalur pendidikan informal dan pendidikan formal ke jalur pendidikan nonformal atau sebaliknya.. .
Mari kita kaji lebih jauh, New Media adalah sebuah lembaga kursus yang saat ini berada dibawah naungan Depnakertrans. Ijin Usaha New Media adalah pengadaan kursus-kursus singkat. Program profesional 2 tahun yang dicanangkan New Media, BUKAN program Diploma, karena program DIPLOMA hanya bisa didapatkan dalam sebuah lembaga pendidikan dibawah naungan DIKTI ( Poly Teknik, Akademi, Program-program DIPLOMA yang diadakan oleh perguruan-perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta, dengan gelar........ Amd.)
Sekali Lagi program alih jenjang pendidikan antar lembaga pendidikan, hanya bisa dilakukan jika lembaga pendidikan tersebut berada dalam naungan Dikti (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi). BUKAN Depnakertrans ! apalagi lintas Depertemen.
APA yang Terjadi dengan New Media??
Apakah anda semua pernah mendengar Informasi tentang kerjasama New Media dengan Perguruan Tinggi Swasta yang kami sebutkan diatas?? Saya Yakin secara explisit tidak!!! bahkan di website masing-masing lembaga atau Perguruan Tinggi tidak akan ada informasi tersebut. karena kegiatan tersebut adalah ILEGAL!!! Pihak-pihak yang bekerjasama tersebut sama-sama mengkhawatirkan konsekwensi yang akan mereka tanggung!!
kami yakin sepenuhnya, jika kejadian ini diketahui oleh pihak DIKTI atau Kopertis (sebagai perpanjangan tangan dari Dikti), maka ARMAGEDON bagi pihak-pihak yang bekerjasama tersebut.
Ini merupakan kerjasama yang menguntungkan antar lembaga-lembaga yang bekerjasama. terutama newmedia sebagai perusahaan baru (bukan kampus, karena hanya profit oriented) yang getol-getolnya berpromosi dan 'menjual' diri dengan menghalalkan segala cara. Kami Yakin, inisiatif kerjasama dimulai oleh New Media, sebagai pihak yang paling memerlukan program ini.
Siapa yang dirugikan???
tentu saja MAHASISWA. apa yang terjadi jika pada saat siswa New Media melakukan alih jenjang ke PTS yang disebutkan tadi diketahui oleh pihak DIKTI?? tentunya Mahasiswa tersebut akan dicopot status kemahasiswaannya, atau gelar yang didapat akan dicabut oleh DIKTI. berapa kerugian yang akan ditanggung oleh Mahasiswa?? bukan saja materi, ilmu, tetapi juga dosa abadi akibat melakukantindak penipuan, kolusi, dan kriminalitas yang tidak disadari oleh mahasiswa itu sendiri.
Sejauh pihak newmedia dan pihak-pihak lain masih bisa menutup celah ini rapat-rapat, menari-nari dengan lihai sehingga tak terbaca oleh Pemerintah, posisi masih terbilang aman.
Namun..seperti peribahasa, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga, sepandai-pandainya menyimpan bangkai, pasti tercium juga. Sudah penat bangsa ini dengan korupsi, kolusi, penipuan dan alih-alih apapun...jangan sesaki lagi dengan penipuan dan pembodohan intelektualitas !
Intelektualitas kalian sangat berharga hai seluruh siswa newmedia, jangan rusaki, cemari dengan tingkah laku seperti system yang menaungi kalian. Kalian masih punya harga diri yang tinggi, jaga itu jangan terlena dengan bujuk rayu yang akan merugikan kalian kelak.
Kami hanya memberikan pertimbangan dan fakta yang kami dapat, karena kami tahu terlalu banyak kebenaran yang tersembunyi dan harus diungkap. kami yakin, dengan kebijaksanaan dan intelektualitas para blogger, pasti bisa memilih mana yang baik dan benar!
Wednesday, February 27, 2008
AKTOR INTELEKTUAL MACROMEDIA??
sebelum dihapus dan diganti lagi oleh pihak new media dalam upayanya "cuci tangan" kami posting image website new media yang pernah ditampilkan mengenai profil instruktur yang "katanya punya macromedia certified" dan berhak mengeluarkan sertifikat macromedia. bloger semua boleh cek n ricek di website tentang keabsahannya dan legalitas orang-orang ini, dari sudut pandang adobe ataupun macromedia.
Kami yakin 200 %!!! blogger tidak akan menemukan informasi apapun di situs resmi adobe ataupun macromedia tentang legalitas orang-orang ini!!!
Tuesday, February 26, 2008
newmedia..(LAGI) CUCI TANGAN
http://www.newmedia-bali.com/files/why.php (“Sertifikasi Pendukung yang bisa digunakan sebagai pelengkap dalam bekerja NANTI dari Partneship New Media diantaranya : Adobe ( dalam proses registrasi perpanjangan, dikarenakan akuisisi Macromedia oleh Adobe), Linuxindo Jakarta dan MYOB ( kerjasama dengan PIA-Bali) untuk jurusan-jurusan tertentu”)
Untuk urusan validitas masih juga newmedia bersembunyi dibalik janji-janji manis yang tidak bisa dipastikan bahkan dengan tingkat keakuratan serendah apapun (NANTI = KAPAN KAPAN YA) . Apalagi dengan alasan PROSES REGISTRASI PERPANJANGAN…sertifikat, partnership apa bisa dilakukan dengan sekedar perpanjangan seperti halnya STNK?
Coba kita lihat kembali, kapan Macromedia ‘dibeli’ oleh Adobe? Kisaran tahun 2005 !!. Bayangkan ! sekarang di tahun 2008 setelah ada yang mempertanyakan validitasnya baru dijanjikan perpanjangan???. Betapa newmedia TIDAK SERIUS DAN BECUS bertanggung jawab atas HIDUP dan MASA DEPAN siswanya ! berapa ratus lulusan dalam kurun waktu 3 tahun (2005-2008) yang tertipu mentah-mentah dengan sertifikat ASPAL?.
Seperti fatamorgana…sertifikat macromedia itu tidak akan pernah valid adanya ! proses perpanjangan itu cuma mimpi di siang bolong.
Contoh yang paling simple, blogger pasti pernah menggunakan software trial kan? Kalau masa trial habis, harus dibeli softwarenya atau kalau mau terus memakainya carilah yang bajakan !. Seperti inilah system yang coba diterapkan oleh newmedia. Ini hanya model penipuan gaya lama dengan kedok intelektual.
Jujur sajalah kalau partnership itu tidak bisa diperpanjang karena memang tidak pernah ad apartnership! licence hanya bisa di Beli dan tidak pernah dibeli! bagaimana mau memperpanjang sesuatu yang tidak pernah ada??? Yang ada hanya memperpanjang kebohongan dan janji-janji palsu ! bagaimana newmedia bisa membeli partnership? Licence certified ? kalo memang semua itu fiktif ??
Terimakasih untuk blogger yang sudah coba browse sampe ke adobe (lihat comment di artikel Validitas...) dan menemukan sendiri kebeneran yang hakiki.
Blogger, mari kita buka mata, hati, telinga, dan pikiran, biarkan nurani kita menyadari betapa selama ini begitu banyak penipuan yang dilakukan oleh newmedia. Dengan meng Update web mereka, mereka menemukan celah kebohongan sendiri, berusaha menutupinya dengan kebohongan lain yang jauh lebih buruk. Itu semua untuk satu tujuan “CUCI TANGAN”. Bila fakta lain semakin diungkapkan semakin porak poranda pula website mereka, kampus mereka…lantas kemana nasib para siswa di bawa?
Terus-teruslah blogger secara cerdas mengamati, mencerna, mencari tahu akan sebuah kebenaran…karena setiap kebohongan akan luluh lantak dengan sebuah kebenaran yang berhati nurani..
Wednesday, February 13, 2008
Validitas Sertifikat Macromedia dipertanyakan
bagi saya hal itu merupakan hal yang sangat luar biasa!!
macromedia.. memang sebuah perusahaan yang sekaliber dengan microsoft
kredibilitas dan kapabilitasnya tidak diragukan lagi. bagi orang yang memegang sertifikat macromedia akan mendapatkan jaminan mudah untuk mendapatkan kerja dimanapun, di seluruh dunia.
tapi sayang sekali.. saya yakin sepenuhnya kalau sertifikat itu TIDAK SAH atau TIDAK LEGAL!!
ada beberapa alasan.
alasan pertama. pada seputaran tahun 2005, macromedia resmi dibeli (bukan merger) oleh adobe. yang artinya bahwa perusahaan macromedia sudah tidak eksis lagi!! beda dengan kasus merger antara perusahaan sony dengan perusahaan ericsson yang akhirnya mengeluarkan produk dengan label sony ericsson. kasus lainnya adalah benq dengan siemens yang mengeluarkan produk ponsel dengan label benq-siemens. beda halnya dengan kasus adobe, label macromedia sudah tidak digunakan lagi!! produk yang dikeluarkan adalah adobe flash (dulunya macromedia flash), adobe dreamweaver (macromedia dreamweaver), adobe freehand (macromedia freehand) dan yang lainnya.
alasan kedua. software yang digunakan di new media semuanya bajakan!! tapi hal ini harus kita maklumi bersama, karena semuanya juga menggunakan software bajakan. tapi masalah yang ingin saya kemukakan adalah, bagaimana macromedia atau adobe mau mengeluarkan sertifikat kepada perusahaan yang jelas-jelas membajak produk yang mereka buat??
alasan ketiga. saya mencoba mencari mengenai macromedia authorized training partner di google, dan langsung terhubung dengan adobe authorized training partner (http://www.adobe.com/support/training/matp/whatis_matp.html).hal ini bukan berarti bahwa pemegang sertifikat macromedia secara otomatis akan menjadi pemegang sertifikat adobe. untuk wakil di Indonesia, adobe hanya menunjuk satu perusahaan sebagai authorized training partnernya yakni perwakilan apple indonesia, dan hanya untuk software adobe photoshop saja, bukan untuk semua produk adobe.
alasan keempat. melihat hal tersebut diatas, bagaimana bisa beberapa instruktur di new media mendapatkan macromedia instructor certified dan mengeluarkan sertifikat yang sama untuk mahasiswanya?? dari informasi yang saya dapat, sertifikat macromedia atau adobe hanya sah dan legal jika dikeluarkan langsung oleh pihak adobe dan atau macromedia. logikanya jika seorang lulusan sarjana mengajar seorang, apa orang yang diajar tersebut otomatis sarjana atau si sarjana berhak mengeluarkan ijasah sarjana?? DIMANAKAH PARA INSTRUKTUR NEW MEDIA ITU MENDAPATKAN MACROMEDIA CERTIFIED INSTRUCTOR??? dan siapa yang memberinya hak untuk mengeluarkan sertifikat macromedia??
afiliasi antara perusahaan software besar dengan perguruan tinggi di Indonesia yang saya ketahui hanya ada di ITB. ITB berafiliasi dengan autodesk (www.itb.ac.id) dan sama sekali ITB tidak gembar-gembor mengeluarkan sertifikat Autodesk.
Semua paparan di atas membuka mata kita bahwa :
- New Media mendompleng nama besar macromedia untuk kepentingan sendiri.
- New Media begitu goblok dan kuper sampai-sampai tidak sadar kalau macromedia sudah dibeli adobe (atau pura-pura goblok?)
- New Media memanipulasi sertifikat dengan mengatasnamakan macromedia
(http://www.newmedia-bali.com/files/why.php) - New Media membohongi lulusannya dengan keampuhan sertifikat macromedia yang aspal (http://www.newmedia-bali.com/files/why.php)..."Sertifikasi Pendukung yang berlaku secara Intrenational dari berbagai Partnership New Media diantaranya : Macromedia, Linuxindo, MYOB (Untuk jurusan tertentu)"
- New Media menjerumuskan mahasiswanya untuk bersama-sama terlibat dalam tindak kejahatan, ketika serifikat macromedia yang aspal itu dituntut keabsahannya secara hukum.
- New Media menghalalkan segala cara untuk berebut mahasiswa dengan kampus sejenisnya demi kepentingan dan profit individu, sama sekali bukan demi profesionalisme dan kemajuan SDM.
Jika anda tidak ingin mengeluarkan banyak uang untuk biaya pendidikan yang membuat hidup anda berakhir di penjara !!!
Kelas Cinematography BUBAR JALAN !
Baru terjadi di dunia perkuliahan...
newmedia membubarkan mahasiswa jurusan cinema angkatan pertama di tengah jalan pada tahun kedua...alasannya sederhana, kekurangan mahasiswa.
Seperti sidang DPR yang ditunda atau pending atau bahkan batal karena anggota tidak lengkap, berlaku pula di Kampus yang katanya berkomitmen membangun SDM di Bali. Apalagi jurusan cinema satu satu nya yang ada di Bali dan bahkan di wilayah Indonesia tengah sampai timur dan menjadi pesaing utama IKJ seperti yang selalu didengungkan oleh newmedia. Ternyata komitmen yang 'luhur' itu luluh seketika kalau ujung ujungnya juga duit yang dikedepankan.
Ketidakseriusan newmedia dalam mengelola jurusan ini semakin nyata saat posisi ketua jurusan cinema dipegang oleh orang yang sama sekali hampir tidak pernah bahkan tidak punya pengalaman di dunia per'cinema'an (kecuali pegang handycam ;))
cuma seperti itu kah mental kampus yang katanya menjunjung profesionalisme???
mungkin lebih baik mengenal newmedia sebagai kampus PROFITISME yang goblok ;)
Jurusan DG Kisruh
Para siswa disain grafis "unjuk rasa" mengirimkan karangan bunga kematian tepat pada saat New Media ulang tahun tanggal 7 februari kemarin. Konon ucapannya "Turut Berduka Cita atas meninggalnya kreatifitas siswa". Tidak sampai disitu saja, kabarnya juga mereka rame-rame sablon kaos bergambar mayat yang diberi label di jempol kakinya menandakankreatifitas yang mati.
Separah itu kah kejadiannya?
semarah itu kah mahasiswa newmedia?
Selidik punya selidiki ternyata ini diawali dari kekesalan mahasiswa yang menyadari kalau kurikulum dan materi perkuliahan yang diajarkan di kampus hasil CONTEKAN dari internet !
bukan itu saja, bahasa yang digunakan dalam modul HANCUR ! bahkan berani taruhan orang sekelas Einstein pun susah memahaminya ;) oops...udah NYONTEK, HANCUR pula ! apa itu yang namanya kreatif?????
Lagi mahasiswa berang, ketika tahu kalau ternyata hasil karya yang mereka buat dengan susah payah menghabiskan biaya, tenaga dan waktu akhirnya hanya menjadi tumpukan sampah.
Bayangkan saja bagaimana amarah mahasiswa tidak meledak? berapa banyak uang yang sudah mereka habiskan untuk tugas dan biaya kuliah di newmedia, Kampus komputer termahal di Bali. Semuanya demi untuk mendapatkan materi CONTEKAN dan tidak dihargainya hasil karya mahasiswa.
newmedia seperti lintah, benalu dan politikus busuk yang hanya bisa mengobral janji, menghisap uang mahasiswa demi kesenangan dan kekayaan sendiri.
Monday, February 11, 2008
Worst Management in The World !!!
Bayangkan saja dalam kurun waktu 6 bulan saja menejemen newmedia sudah mampu memecat, mengeluarkan karyawan bahkan ada yang disuruh mengundurkan diri dengan alasan supaya tidak memberi pesangon !
Hitung saja berapa sudah jumlah karyawan yang hilir mudik keluar masuk di kampus yang katanya hebat itu. Jelas itu bukan indikasi menejemen yang sehat.
Jumlah karyawan yang lebih dari 50an itu bahkan tidak didaftarkan pada asuransi JAMSOSTEK milik pemerintah ! sama sekali tidak memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Wajar saja hal ini berlaku, karena bukan tidak mungkin juga penipuan dan manipulasi terhadap pajak juga dijalankan untuk membuncitkan perut atau pun sekedar menebalkan kantong sendiri yang nantinya habis dihambur-hamburkan untuk sekedar mengencani perempuan-perempuan cantik di kantor sendiri.
Begitu hinakah moral sebuah kampus yang bertopeng pada pembangunan sumber daya manusia di Bali?
sedang kualitas menejemennya sendiri hanya berisi korupsi, nepotisme, penipuan, penekanan hak-hak pribadi dan bermoral bobrok dan otak yang mesum !
Sunday, February 10, 2008
Jalan Jalan Ke New Media
Mulai dari pintu masuk saya disapa dengan ramah oleh petugas keamanan berseragam yang ramah dan langsung dengans igap menyebrangkan saya hingga ke pintu gerbang. Ketika memasuki gedung udara yang dingin segera menyelimuti tengkuk saya, ini bukan karena gedung newmedia berhantu, tapi karena pendingin ruangannya berfungsi dengan baik, di meja resepsionis ada dua orang perempuan yang manisnya diatas rata-rata siap menyambut kedatangan saya dengan senyum ramah. Mereka terlihat sangat profesional. Dengan mengutarakan kunjungan saya, saya pun dipersilahkan duduk, diberi minuman sambil menunggu seseorang yang katanya akan memandu saya melihat-lihat isi gedung ini.
Langit-langit yang tinggi dan interior yang apik membuat saya cukup terkesan. Tiba-tiba datang seorang Lelaki yang rapi langsung menjabat tangan saya, yah dia adalah orang yang akan memandu saya. Cukup akrab, sikap dia yang santun buat saya langsung merasa nyaman.
Kami mulai menyusuru koridor. oops...ada beberapa mahasiswanya yang mendahului kami, mereka bergerombol, mengantri di mesin finger tip presence untuk mengabsen. Lumayan..tapi apakah ini cukup ampuh? mengingat ini bukan satu-satunya di Bali, Kampus komputer lainnya juga sudah memiliki teknologi seperti ini. Saya menoleh ke ruangan yang katanya itu adalah bagianakademik..hmmm banyak perempuan-[erempuan cantiuk didalamnya. Sesaat pula saya menoleh ke ruang yang katanya milik para instruktur, sekilas melihat semuanya sibuk didepan komputer, penasaran ternyata beberapa ada yang sempat-sempatnya chatting dan bersenda gurau..banyak juga perempuan cantik dan beberapa orang lelaki yang katanya instruktur muda. Cukup lama saya berdiri memperhatikan hasil karya siswa ditembok, bagus..tapi ketika saya bertanya kemana siswa-siswa itu? entah...bukan jawaban yang memuaskan. saya tiba di ruangan yang katanya perpustakaan...hmm..perempuan cantik lagi. terus saya berjalan hingga saya menoleh ke sebuah ruang eh ada perempuan cantik lagi. menyusuri tangga..melihat kelas bertemu dengan mahasiswa lain...mengapa mahasiswa itu lusuh..?mengapa tidak ada rona kebahagiaan dari wajah mereka? mengapa mereka memandangku aneh?
Ketika lelaki yang memanduku sibuk mencari kunci untuk membuka ruang perakitan komputer...tiba taiba kuhampiri seorang mahasiswa yang sedang berdiri di salah satu terminal internet yang katanya free itu. "Mas, enak ndak kuliah disini?" saya bertanya perlahan dan berharap jawaban kejujuran dari sang mas. "Kalo masih ada pilihan lain, jadikan newmedia pilihan terakhir, Jangan terperangkap disini..itu cuma janji-janji ", Jawab sang mas. Saya terdiam..sunyi..dan melangkan melihat ruang perakitan komputer.
kuturuni tangga dengan lunglai..saya berpapasan dengan seorang perempuan cantik memakai tanda pengenal staf newmedia...perempuan cantik..
Kampus ini penuh dengan perempuan cantik...apa karena cantik mereka bekerja di Newmedia atau karena newmedia hanya menerima staf cantik?apapun itu saya menikmati perempuan-perempuan cantik.
melepas lelah saya nongkrong di kantin depan..sedikit bergumul dengan beberapa staf dan mahasiswa lain...sayup-sayup saya mendengar tentang gosip yang sedang panas beredar terlalu mngenaskan untuk menulis dengan rinci apa yang saya dengar...pantes saja banyak perempuan cantik...ternyata untuk dikonsumsi para pejabat terasnya!!! saya bergidik..terbayang di mata saya adik perempuan saya yang sedang menggebu-gebu untuk bersekolah di sini..."Kampus ini bukan untuk kamu Dik".."kampus ini terlalu bejat moralnya bagi kamu menuntut ilmu".
Saya pun pulang...di otak saya berkecamuk cara untuk menyusun kata kata.."Dik, why we must hate newmedia.."
KAMI ADA KARENA KAU ADA
pertanyaan itu tak akan berujung jawaban
seperti halnya kami yang kini ada..
Entah siapa ayah dan bunda kami...
kami tidak dengan sendiri sampai disini..
kami tidak berjuang untuk sampai sejauh ini...
Kami cuma korban ketidakadilan, kemunafikan, dan kebusukan dari sistem dan orang-orang yang berlindung dibalik topeng "kasih sayang" .
masih ingat dipelupuk kami betapa dulu kami dibujuk, dirayu
tak henti-hentinya senyuman itu selalu ada untuk kami..
kami sudah beri apa yang kami punya..
kami sudah cukup memberikan harta, semangat, dan hidup demi melihat kalian tumbuh
kami menjadikan kalian bagian kami yang paling erat.
kami terlena..kamu khusyuk dan tunduk..
Waktu kami menunggu cukup panjang...
waktu kami terlana ternyata tidak membuatmu sadar..
kami terpuruk saat kau "berjaya"
kami tertindas saat perlahan-lahan tangan besimu mengoyak hak hak kami...
kami kau perlakukan seperti sampah..
kami hanya bisa diam kah?
Tundukkah??
siapa yang akan dengar jeritan kami..
kau telah bohongi kami...
kau rampas harta kami...
kau jadikan kami robot robot digital untuk mengais sampahmu..
kau kejam..
lepaskan kami...
tolong kami wahai musyafir yang lewat..
kami hampa..
kami ada karena kau ada