Wah tidak terasa habis gelap terbitlah terang, hal itulah yang dirasakan mahasiswa/i NM angkatan baru ini (2008-2010) setelah terbebas dari belenggu PPLK yang menjijikan dan terkesan kuno. Banyaknya protes dari kalangan mahasiswa/i NM yang baru membuat saya malu mendengarnya, kampus yang HI-TECH dan adiktif terhadap perkembangan tekhnologi terkini tapi tidak sejalan dengan konsep PPLK yg diterapkan, terbukti dari perlengkapan PPLK yang mengharuskan membawa Tas dari sumbu kompor, coklat, surat cinta, roti merdeka, bread talk, uang receh, beras, air suci (wajib dibeli seharga 5000), buku suci . Hal itu membuat saya geli mendengarnya, PPLK seperti itu apakah nantinya tidak akan berdampak panjang seperti hal yg sering terjadi ajang balas dendam dari tahun ke tahun, toh PPLK yang baru berakhir minggu ini tak ada artinya dan tidak bermanfaat sama sekali, saya rasa PPLK sekarang mulai di'BISNISKAN maklum para staff, dosen NM kurang kesejahteraannya sampai2 air mineral aqua dijual Rp 5000,- padahal aslinya cuma Rp 2000,- . Sungguh hal luar biasa dan memalukan! Tak sedikit juga lontaran umpatan dan cacian keluar dari mulut peserta PPLK yang benci dan tidak seka dengan ketua PPLK yang terkesan AROGAN dan sok SUCI yang bernama ANDIKA (PRESIDEN of Architecture), gaya memimpinnya yang tidak karuan dan sok perkasa membuat sebagian peserta membencinya, ternyata tampang dengan berkedok kaca mata yang biasa dicap intelektual tidak sejalan dengan sifat yg ditunjukan pria yang bernama ANDIKA. Dan anehnya lagi pria yang dulunya dianggap setan (terbukti saat baca doa gemetaran)yaitu Mr GEDE PUSPA bisa menjadi ketua PANITIA PPLK hahahaha...sangat menggelitik seorang progamer yang terhormat mencari kerja sampingan saat PPLK. Satu hal lagi yang dipertanyakan mahasiswa/i NM tentang KAJUR Design Graphic & Multimedia yaitu Bapak TOTO PARWONO, beliau mengakui DIGITAL MODUL yang dipakai mahasiswa/i angkatan yang baru adalah hasil buah karyanya (lucu gak?) seorang yang bemulut besar + badan besar + tainya besar mengakui hal tersebut, buktinya beliau tidak pernah menunjukan portfolio, hanya bisa ber'omong kosong saja dan berlagak bisa! Mestinya nama bapak ditambahkan gelar dibelakangnya menjadi TOTO PARWONO, ST (sokk teu).
Cukup sekian dari saya bila ada kata-kata yang tidak berkenan dihati saya minta maaf dan jangan lupa pesan saya:
"HIDUP MELAWAN ATAU MATI TERTINDAS"
Wednesday, October 29, 2008
Subscribe to:
Posts (Atom)