
Tokoh yang satu ini juga merupakan founding father dari newmedia. Dia merupakan salah satu sosok penting di dunia newmedia, karena selain sebagai founding father, saat ini beliau juga merupakan direktur akademik NMICC. Sebagi lulusan UBL (Universitas Budi Luhur), kualitasnya tidak diragukan lagi. Pemuda yang murah senyum (namun terlihat songong ini) sudah memiliki pengalaman mengatur jaringan computer (LAN) di puluhan perusahaan yang ada di Bali termasuk pengaturan jaringan pada sebuah warnet. Setidaknya itulah pengakuan beliau (baca profil kadek sudrajat di www.newmedia-bali.com)
Seperti saudaranya, Nyoman Sutedja, Sudrajat atau yang akrab dengan sapaan “Pak Kodok”, memiliki visi dan misi yang mulia dalam membangun newmedia, yakni “untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, urusan profit bukan utama”. Itulah pengakuan pria beranak dua ini dalam salah satu kesempatan.
Sebelum berkiprah di dunia newmedia, Kadek Sudrajat sudah malang melintang di dunia per-komputer-an. Beliau melakukan bisnis jual beli computer dengan label Millenium Komputer, bisnis warnet dengan label Millenium Internet dan sempat juga beliau membuka usaha rental PS1. Begitulah sekilas perjalanan karier dari sang Direktur. Dalam waktu yang demikian singkat, beliau berhasil meraih posisi yang prestisius di newmedia yakni sebagai Direktur Akademik. Sungguh lonjakan karier yang luar biasa!! Dari sepeda motor menjadi karimun kemudian Honda Jazz dan yang terakhir Nissan Grand Livina ditungganginya. Beliau juga sudah berhasil membangun istananya yang konon dibangun dengan biaya lebih dari 700 juta rupiah!!! Wah.. wah… wah…..!!
Posisinya sebagai direktur akademik memang dirasa pas oleh pemilik newmedia yakni kakak kandung Sudrajat sendiri. Pemilik newmedia berpikir bahwa dengan latar belakang sebagai alumnus UBL, Sudrajat sudah pas menjadi seorang direktur.
Menurut kami, sesuai atau tidaknya seseorang untuk memangku suatu posisi dalam sebuah perusahaan, dapat kita nilai dari bagaimana orang tersebut menjalani posisi yang dipercayakan tersebut. Dalam kasus Kadek Sudrajat, S.kom, kami menilai bahwa beliau belum bisa dikatakan sukses menjalankan tugasnya sebagai direktur akademik.
Memang dibawah pemirintahannya, newmedia sepertinya berkembang pesat, setidaknya itu terlihat dari kekayaan yang dimiliki oleh newmedia dan Grand livina serta istana yang dimiliki oleh sang direktur. Namun kami memandang kesuksesan secara financial tersebut sangat ditentukan oleh posisi sang kakak sebagai pemilik newmedia. Kegagalan utama dari sang direktur adalah dari segi prilaku dan kemampuan berpikir serta prilaku social kemasyarakatan.
Mobilitas keluar masuknya karyawan di newmedia dapat dijadikan parameter yang pas bagaimana karakter dari pemuda kelahiran desa Sekumpul ini sebenarnya. Sering kami amati bagaimana prilaku beliau dalam menangani suatu masalah. Beliau sering terlihat marah-marah didepan umum, mempermalukan karyawan dan mahasiswa didepan umum, menggunakan kekuasaannya dalam menyelesaikan suatu masalah, merupakan prilaku yang kami nilai sangat negative dari seorang direktur. Sifat paling menarik dari sosok “pak Kodok” adalah sikap sok tahunya. Ajaklah beliau berdiskusi barang 30 menit maka anda akan mengetahuinya. Padahal kalau kami nilai, pengetahuan Sudrajat hanya sebatas pada bidang ilmu yang ditekuninya, dan itupun sepertinya nggak seberapa. Sebagai bukti.. kami berhasil meng-hack YM resmi dari newmedia, namun beliau tidak berhasil berbuat apa-apa. Beliau tidak tahu mengenai DG, Animasi, Arsitektur, Akuntansi, Cinema. Yang beliau tahu mengenai kelima bidang itu adalah jurusan-jurusan yang ditawarkan di newmedia, dan beliau berkewajiban menarik upeti dari mahasiswa kelima jurusan tersebut.
Pengetahuan dan pemahaman Kadek Sudrajat dalam dunia pendidikan sama parahnya dengan sang kakak. Kebijakan-kebijakan yang melanggar etika dunia pendidikan dan kebohongan-kebohongan mengenai sertifikasi merupakan hasil racikan dan kebijakan dari sang pemilik warung Student Corner (SC) ini. Dalam hal in, beliau sama sekali tidak mengerti mana yang layak dan mana yang tidak layak dilakukan. Beliau tidak mengetahui atau mungkin tidak mau tahu akibat yang akan ditimbulkan oleh kebijakan tersebut. Selama profit masuk, segala cara dihalalkan walaupun itu sampai mengorbankan kepentingan mahasiswa dan karyawan newmedia nantinya
Kelemahan dan kekeliruan besar yang dilakukan oleh Sudrajat yang sangat tidak patut ditiru adalah mengenai skandal dengan karyawan. Sebagai sosok yang sangat mejunjung tinggi ‘disiplin Sutedja” beliau sudah sangat berhasil secara financial. Uang dan kekuasaan sudah diraih maka yang kurang adalah masalah wanita…. Hal ini sudah menjadi rahasia umum di lingkungan newmedia bahwa beliau memiliki affair dengan beberapa karyawan wanita di newmedia. Bahkan affair ini dilakukan pada saat sang istri sedang hamil tua. Sungguh bukan prilaku seorang direktur. Langsung ataupun tidak langsung, hal ini akan sangat merugikan karyawan dan mahasiswa newmedia, karena proses ‘selingkuh’ akan memerlukan biaya tidak sedikit. Dan… dimana beliau akan mencari dana?? Tentunya dari mahasiswa dan karyawan newmedia melalui kebijakan internet yang mesti bayar, penyebaran baju kaos yang mesti bayar, penyebaran pin yang mesti dibayar, denda Rp 5000/menit bagi karyawan yang terlambat, denda Rp 100.000 bagi karyawan yang tidak hadir senam, penggantian ini dan itu yang mesti dibayar oleh karyawan dan mahasiswa yang belum tentu melakukan kesalahan tersebut dan masih banyak lagi kebijakan lain yang dilakukan oleh sang direktur demi berjalannya affair tersebut. Jadi, siapakah yang membiayai affair sang direktur??? Jawabannya adalah kita semua!! Inilah kebijakan dari sang direktur yang kami nilai paling ‘jenius’. Kebijakan sang direktur demi mendapatkan profit yang paling merugikan mahasiswa adalah dikeluarkannya instruktur-instruktur yang berkualitas karena newmedia tidak mau mengeluarkan cost yang lebih demi kepentingan mahasiswa. Dimana cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dan profit yang sedikit itu???
Kadek Sudrajat, S.Kom merupakan sosok paling ahli dalam mengatur strategi kebohongan tanpa memikirkan kepentingan mahasiswa dan karyawannya. Mari kita tunggu kebohongan berikut yang akan dilakukan oleh sang direktur, setelah kebohongan soal adobe certified yang katanya masih dalam proses…. Proses apa ya…???